Pesisir
pantai Menganti. Tepatnya saat ini aku sedang menanti senja berganti malam
bersama seorang lelaki yang amat kucintai. Dua tahun lalu, kami berjanji saling
memercayakan perasaan kami pada pantai ini.
Saksi bisu sebuah perasaan yang masih tetap suci. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya hari ini, tepat anniversary kedua, di tempat yang sama.
Saksi bisu sebuah perasaan yang masih tetap suci. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya hari ini, tepat anniversary kedua, di tempat yang sama.
“Mas,
apa benar, orang baik itu hanya selalu dibutuhkan saat tertentu saja?” Mas Am
yang sedari tadi memainkan pasir, entah apa yang ia pikirkan, mendongak
kepadaku kemudian melempar senyuman.
“Jika
orang baik diperlakukan seperti itu, maka tidak ada yang mau menjadi orang
baik, Dik.”
“…,”
aku mengernyitkan dahi, menunggu kata-kata lagi yang mungkin keluar darinya.
“Jika
orang baik diperlakukan seperti itu, aku tidak akan membutuhkanmu setiap
waktu,” dia kemudian menuliskan sesuatu di atas pasir.
“Maksudnya,
apa aku ini orang baik, Mas?”
“Jika
pun kamu bukan orang baik, setidaknya kita sama-sama sedang memperbaiki diri,
‘kan? Masih seperti dua tahun yang lalu, masih hal dan perasaan yang sama,
seperti yang kita rasakan.”
Ia
menunjuk tulisan di atas pasir, bertuliskan AM & LA. Ada sesuatu yang
mendesir di darahku, apa setia itu seperti ini? [*]
Blora,
27 Februari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar